Tugas Bab 5
Strategi Kreatif
Menjelang akhir Agustus 1990
siaran televisi dari sebuah stasiun pemancar swasta telah dapat disaksikan oleh
penduduk Jakarta dan sekitarnya tanpa perlu lagi merogoh saku untuk membayar
iuran. Sejak saat itu berbagai sponsor dan iklan layar gelas yang sebelumnya
menunjukan kecenderungan segan tampil di “pentas dunia” tersebut, karena jumlah
pemirsa yang masih terbatas, satu demi satu mulai lagi menampilkan kembali
kebolehannya dalam merayu.
Duduk dengan santai atau mungkin
tiduran sambil menikmati panganan kecil, di depan pesawat televisi dam
menyaksikan berbagai rayuan yang ditayangkan dengan sangat gencarnya itu
terutama pada waktu terbaik, yaitu dari pukul 19.30 sampai dengan 21.00 saat
pesawat televisi konon ditatap paling banyak oleh banyak pemirsa dalam sehari
sebagian dari anda akan merasa kesal. Sebaliknya, sebagian dari anda akan
merasa senang dan terhibur, bahkan tidak mustahil mulai terangsang atau
langsung bernafsu. Tentu saja terangsang untuk mencoba atau membeli produk -
produk yang ditawarkan rayuan - rayuan tersebut.
Kalau kita memperhatikan iklan,
baik yang muncul pada media cetak, disiarkan melalui radio, maupun yang
ditayangkan di televisi maupun bioskop,semua memiliki kesamaan : ingin
mendekati khalayak sasaran dengan menarik perhatian mereka. Caranya bermacam -
macam, mulai dari menampilkan paras sang model yang cantik yang seusai dengan
wajah kebarat - baratan yang akhir - akhir ini entah mengapa begitu digandrungi
sampai kata - kata manis yang cerdik yang cerdik dan penih siasat atau bahkan
muslihat. Mulai dari tata warna yang kontras, atau malah norak mencolok mata
sampai suara dan gelak gelik genit wanita belia serta musik atau efek suara
yang tidak jarang terdengar cukup aneh di telinga normal.
Kenyataanya, iklan-iklan yang
tampil dengan berbagai atribut aneh seperti itu memang berhasil menarik
perhatian khalayak sasaran. Bagaimanapun proses dan teknis pembuatannya, iklan
-iklan itu tidak dapat dibuat begitu saja dengan spontan. Pekerjaan membuat
iklan dan yang berhubungan dengan itu biasa dikenal dengan istilah “pekerjaan
kreatif”. Gilson, seorang rekanan pada sebuah perusahaan konsultan periklanan
Gilson & Frankel di New York, dan Berkman, profesor dalam bidang organisasi
dan manajemen bisnis pada University of Miami, mendefinisikan “pekerjaan
Kreatif” sebagai proses penggambaran, penulisan, perancangan, dan produksi
sebuah iklan, yang merupakan jantung dan jiwa industri periklanan.
Bagaimanapun baiknya mutu sebuah
penelitian terhadap konsumen, bagaimanapun tepatnya seleksi dan keputusan
bauran media yang akan digunakan, atau bagaimanapun menariknya produk itu
sendiri bagi konsumen, suatu pekerjaan kreatif yang tidak begitu baik akan
sulit untuk menghasilkan iklan yang dapat diandalkan dalam membujuk konsumen
untuk mencoba produk tersebut. Alasannya sederhana, pekerjaan kreatif yang
kurang baik sering kali menghasilkan iklan yang tidak akan dilihat atau
diperhatikan orang banyak. Apa yang terjadi selama ini umumnya membuktikan
bahwa produk -produk yang sukses dalam peluncuran produk perdananya di pasar
hampir selalu dibarengi dengan pemunculan iklan yang tidak sembarangan
diberbagai media. Iklan-iklan seperti itu biasanya adalah iklan yang didasari
oleh suatu strategi kreatif yang tepat.
KREATIF
Kata “kreatif” sendiri sebenarnya
merupakan kata yang sangat umum dipergunakan di dalam dunia periklanan.
Meskipun demikian, kata ini pernah tidak disukai oleh kalangan periklanan di
Amerika Serikat suatu negara yang industri periklanannya telah berkembang
sangat maju setelah berlangsungnya fenomena yang muncul pada sekitar tahun
1960-an. Pada saat itu banyak iklan, terutama iklan yang ditayangkan di
televisi komersial, mendapat kritik tajam dari kacamata kepentingan bisnis
karena dianggap tampil dengan unsur hiburan yang terlalu mendominan dibandingkan
dengan usaha menjual produk yang sebenarnya ditawarkan.
Sesungguhnya, kalangan industri
periklanan sendiri sama sekali tidak bermaksud demikian. Salah satu pendapat
mengenai unsur hiburan dalam iklan ini dikemukakan oleh David Ogilivy, seorang
pakar periklanan kondang pendiri Ogilvy & Mather yang merupakan salah satu
biro iklan terkemuka di dunia. Ia mengatakan, iklan bukanlah hiburan atau seni
melainkan sebuah medium informasi. Lebih jauh ia mengungkapkan juga bahwa ia
ingin karya-karyanya lebih dinilai mampu menjual daripada sekedar kreatif
belaka.
Di dalam dunia periklanan, kata
kreatif banyak dipakai bersama beberapa kata lain untuk menunjuk pada istilah
dan pengertian yang berbeda. Antara lain :
Orang Kreatif, orang-orang kreatif adalah para profesional yang
bertanggung jawab terhadap pekerjaan kreatif. Mereka biasa dikenal antara lain
sebagai pengarah kreatif, penulis naskah, pengarah seni dan produser. Meskipun
banyak dari mereka yang berkerja secara tetap pada sebuah biro iklan, tidak
sedikit juga yang bekerja langsung kepada pengiklan atau bertindak sebagai
konsultan lepas, baik pada pemasang iklan maupun sebuah biro iklan.
Strategi Kreatif, Istilah ini mempunyai beberapa arti tergantung
siapa yang melihatnya. Seorang pengiklan biasanya akan berfikir bahwa strategi
keratif merupakan orientasi pemasaran yang diberikan kepada orang-orang kreatif
sebagai pedoman dalam membuat suatu iklan. Sedangkan bagi orang-orang kreatif,
strategi kreatif sering dianggap sebagai terjemahan dari berbagai informasi mengenai
produk, pasar, dan konsumen sasaran, kedalam suatu posisi tertentu di dalam
komunikasi yang kemudian dapat dipakai untuk merumuskan tujuan iklan.
Dengan demikian, ditinjau dari
sudut mana pun, strategi kreatif sebaiknya tidak dilihat terlepas dari strategi
pemasaran secara keseluruhan. Sebagai contoh, adalah ilustrasi berikut.
Sebuah perusahaan mainan yang
memproduksi mobil-mobilan dalam ukuran kecil ingin mengemukakan nilai dan daya
tahan produknya kepada publik. Strategi kreatif yang ditempuh adalah
“membandingkan mobil mereka dengan mobil sunguhan, dan tidak dengan produk yang
sama atau serupa dengan produsen lain.
Pengerjaan Kreatif, setelah suatu pekerjaan kreatif mencakup
pelaksanaan dan pengembangan konsep atau ide yang dapat mengemukakan strategi
dasar dalam bentuk komunikasi yang efektif. Termasuk pembuatan judul dan kepala
tulisan, perwajahan, dan naskah, baik dalam bentuk kopi untuk iklan-iklan media
cetak, tulisan untuk iklan-iklan radio, maupun storyboards untuk iklan
televisi.
PERUMUSAN STRATEGI KREATIF
Menurut Gilson dan Berkman proses
perumusan strategi kreatif terdiri atas tiga tahapan, yaitu:
Tahap Pertama, mengumpulkan dan mempersiapkan informasi
pemasaran yang tepat agar orang-orang kreatif dapat dengan segera menemukan
strategi kreatif mereka. Biasanya informasi yang akan sangat bermanfaat adalah
informasi yang menyangkut rencana pemasaran dan komunikasi, hasil penelitian
tentang konsumen sasaran, data-data tentang produk, persaingan dipasar, serta
rencana dasar tentang strategi media, yaitu menyangkut kapan dan dalam media
apa saja iklan tersebut akan dimunculkan.
Informasi ini sebaiknya tidak
berasal dari satu sumber saja, karena sumber informasi yang beragam
memungkinkan perolehan perspektif atau wawasan yang lebih luas. Atau seperti
kata Leo Burnett, juga seorang pakar periklanan kaliber internasional dari
Amerika Serikat, keingintahuan tentang seluruh aspek kehidupan manusia masih
merupakan kunci sukses bagi orang-orang kreatif. Hanya, mungkin perlu
diperhatikan mana sumber yang layak dipercaya mana yang tidak.
Tahap Kedua, selanjutnya orang-orang kreatif harus “membenamkan”
diri mereka ke dalam informasi-informasi tersebut untuk menetapkan suatu posisi
atau platform dalam penjualan serta menentukan tujuan iklan yang akan dihasilkan.
Kedua hal ini akan dapat memberikan gambaran yang jelas kepada orang-orang
kreatif mengenai cara yang paling efektif, berikut berbafai kendalanya, untuk
mengkomunikasikan posisi tersebut dengan suatu pesan iklan yang dapat ditangkap
secara efektif oleh konsumen dan kemudian ditanggapi.
Pada tahap inilah ide-ide, yang
merupakan jantung dari seluruh proses perumusan strategi kreatif, dicetuskan
dan dikembangkan. Biasanya, untuk memperoleh hasil kerja yang optimal,
dilibatkan pula suatu diskusi yang sangat hati-hati di antara orang-orang
kreatif.
Tahap Tiga, dalam sebuah biro iklan, langkah terakhir yang
dilakukan adalah melakukan presentasi di hadapan pengiklan atau klien untuk
memperoleh persetujuan sebelum rancangan iklan yang telah dibuat diproduksi dan
dipublikasikan melalui media-media yang telah ditetapkan.
STRUKTUR IKLAN DAN
RUMUS AIDCA
Sebuah iklan, baik yang dipublikasikan melalui media cetak
maupun media penyiaran, pada dasarnya mempunyai struktur. Struktur iklan untuk
media cetak dan media penyiaran hampir sama, hanya bentuknya yang berbeda karena
perbedaan karakteristik mediumnya. Struktur yang dapat dengan mudah dan jelas
kita amati adalah struktur iklan untuk media cetak, karena iklan seperti ini
dapat kita tatap setiap saat, berulang kali, dan selama kita hendaki. Dalam
tulisan ini hanya akan dibahas struktur iklan untuk media cetak.
Meskipun struktur baku sebuah
iklan sebenarnya tidak ada, kebanyakan iklan ditampilkan dalam struktur dan
urutan sebagai berikut.
Headline, juga sering disebut judul atau kepala tulisan, adalah
bagian terpenting dari sebuah iklan. Letaknya tidak selalu pada awal tulisan,
tetapi merupakan bagian pertama yang dibaca orang.
Contoh:
BACK.. TO THE
FUTURE II
(Ford Grand
New Telstar 2000)
Subheadline, Sebuaj headline harus
mengatakan sesuatu yang sangat penting kepada para calon pembeli, tidak peduli
dalam suatu kalimat yang panjang atau pendek . Akan tetapi, kalau kalimatnya
cukup panjang , maka headline lazim diikuti dengan subheadline.
Contoh:
NOTHING
COMPARES TO YOI
Subheadlines :
Bukti
Keunggulan mesin toyota sporty twin cam 16 valve EFI dengan 1600cc menghasilkan
tenaga terbesar dikelasnya
(Toyota New
Corolla GTI)
Amplikasi, Yang dimaksud dengan
amplikasi atau “perluasan” adalah naskah atau text iklan yang mengikuti
headline. Sering juga disebut body copy atau body text. Pada bagian inilah
ditulis apa yang hendak disampaikan kepada calon pembeli dengan lebih rinci.
Apa yang ditulis dan seberapa rinci sebenarnya tergantung pada seberapa banyak
informasi yang ingin disampaikan oleh produsen, atau yang dibutuhkan oleh calon
pembeli pada saat itu sebagai satu tahap didalam proses pembelian. Suatu produk
dengan harganya yang mahal seperti mobil atau rumah biasanya memerlukan
penjelasan yang lebih banyak daripada produk-produk yang harganya murah seperti
sabun atau rokok.
Dalam
pembuatan iklan, untuk menghasilkan iklan yang baik, selain harus memperhatikan
struktur iklan di atas, penting juga
Mengunakan elemen-elemen dalam sebuah rumus
yang dikenal sebagai AIDCA, yang terdiri dari
1.
Attention (perhatian)
2.
Interest (minat)
3.
Desire (Kebutuhan)
4.
Conviction (rasa percaya)
5.
Action ( tindakan)
Attention, Iklan harus menarik perhatian khalayak sasarannya, baik
pembaca, pendengar, atau pemirsa. Untuk itu iklan memerlukan bantuan,antara
lain berupa ukuran (size untuk media cetak, atau air time untuk media
penyiaran), penggunaan warna (spot atau full color), tata letak(lay out),
jenis-jenis huruf (typografi) yang ditampilkan, serta berbagai suara khusus
untuk iklan pada radio dan televisi. Di samping itu, ada hal lain yang sama
pentingnya dengan alat-alat bantu tersebut untuk memberikan efek kontribusi
yang saling menunjang dalam overall effect.
Hal yang pokok dan perlu
diperhatikan adalah bahwa perhatian calon pembeli harus diklaim. Sebab sedikit
sekali, kalau tidak mau dikatakan tidak ada, orang yang membeli suatu publikasi
baik di surat kabar, majalah, televisi, radio, atau bioskop semata-mata hanya
untuk membeli atau melihat iklannya saja, kecuali mempunyai kebutuhan mendesak
atas produk-produk tertentu. Seperti ingin menjual kendaraan bekas atau rumah.
Oleh karena itu, hanya sedikit iklan yang mampu menarik perhatian sajalah yang
akan dibaca oleh calon pembeli, dengan demikian iklan yang tidak menarik pada
prinsipnya merupakan pemborosan.
Dari hasil yang pernah dilakukan,
biasanya dapat diketahui siapa yang merupakan pelanggan potensial. Orang yang
tidak bisa dituntut untuk membaca semua ikland alam suatu surat kabar. Beberapa
pembaca mungkin tidak tertarik pada iklan bir, rokok, bank, atau BH, sekalipun
iklan-iklan produk tersebut ada di dalam surat kabar yang sama. Sementara
pembaca lainnya mungkin tidak tertarik pada iklan-iklan mengenai seminar, kartu
kredit, cleaning service, atau shampoo anti ketombe.
Beberapa penulis naskah iklan
mempergunakan trik-trik khusus dalam menimbulkan perhatian calon pembeli,
seperti:
● Menggunakan
headline yang mengarahkan:
Hanya 1 Roma, yaitu biskuit Roma
● Menggunakan
slogan yang mudah diingat
Slogan ini bisa digunakan sebagai
headline maupun isi dalam naskah tersebut. Banyak iklan dewasa kini menggunakan
rangkaian kata -kata penutup berupa slogan
● Menonjolkan
atau menebalkan huruf-huruf tentang harga
● Menonjolkan
selling point suatu produk, seperti iklan mobil uang menonjolkan power
steering, interior design, power window, central lock,dll
● Menggunakan
sub judul untuk membagi naskah dalam beberapa paragraf pendek. Kadang -kadang
juga digunakan warna dasar yang agak gelap untuk menunjukan kekontrasannya
dengan iklan -iklan lain, menggiring
mata pembaca pada satu fokus slogan tertentu.
● Menggunakan
huruf tebal untuk menonjolkan kata-kata yang menjual, misalkan “gratis” /
“obral”
Dari uraian diatas tampak jelas
bahwa pembuatan sebuah iklan bukan semata-mata menulis judul, deskripsi, serta
nama dan alamat produsen. Rangkaian kata yang dipilih harus dipilah-pilah
sehingga bisa tampak lebih ringkas atau lebih panjang tergantung kebutuhan atau
penggunaan tipe huruf, yakni, tebal atau light. Seorang penulis iklan masih
juga dituntut untuk jeli melihat bagaimana kata-kata yang dirangkainya akan
muncul dan tampak di mata calon pembeli. Oenataan yang teliti dan cermat akan
sangat membantu menarik perhatian.
Interest, setelah perhatian calon pembeli berhasil direbut,
persoalan yang dihadapi sekarang adalah bagaimana cara agar mereka berminat dan
ingin tahu lebih jauh. Perhatian harus dapat segera ditingkatkan menjadi minat
sehingga timbul rasa ingin tahu secara lebih rinci di dalam diri calon pembeli.
Untuk itu mereka harus dirangsang agar mau membaca dan mengikuti pesan-pesan
yang disampaikan.
Dengan demikian penggunaan kata-kata
atau kalimat pembuka sebaiknyad apat merangsang orang untuk tahu lebih lanjut.
Perhatikan kalimat yang digunakan oleh sebuah perusahaan pelayanan di Afrika
Barat ini:
Only one
service offer you twelve sailings a month to more than sixteen West African
ports and ten groupage bases.
Bagi para eksportir atau
perusahaan jasa, iklan semacam ini merupakan berita menggembirakan. Rangkaian
kalimat pendek dalam bahasa inggris yang sederhana seperti itu membuat pembaca
ingin mengetahui lebih lanjut, di Indonesia kita dapat melihat iklan :
Hanya separuh
dari waktu makan siang, anda bisa mendapat KPR Ekspres + Kartu VISA
Desire, tidak ada gunanya menyenangkan calon pembeli dengan
rangkaian kata-kata gembira melalui sebuah iklan, kecuali iklan tersebut
berhasil menggerakan keinginan orang untuk memiliki atau menikmati produk
tersebut. Kebutuhan atau keinginan mereka untuk memiliki, memakai, atau
melakukan sesuatu harus dibangkitkan. Beberapa contoh dibawah menggambarkan hal
tersebut.
Lady Card,
special card for special lady
Gairah
Amerika, sudahkah anda merasakannya?
Concivation, Sampai pada tahap ini, anda telah berhasil menciptakan
kebutuhan calon pembeli. Sejumlah calon pembeli sudah mulai goyah dan emosinya
mulai tersentuh. Namun demikian timbul perlawanan dalam diri calon pembeli
berupa keragu-raguan, benarkah produk atau jasa yang bersangkutan memberikan
sesuatu seeprti yang dijanjikan iklannya? Pengalaman pada masa-masa lalu serta
kebiasaan iklan yang menipu turut mempengaruhi keragu-raguan ini
Pada tahap ini, jika anda yakin
bahwa produk anda tawarkan benar-benar bermutu, harganya cukup bersaing, dan
dibutuhkan oleh orang untuk melakukan sesuatu, maka anda harus meyakinkan calon
pembeli agar ia tidak goyah lagi. Mantap, itulah sikap calon pembeli yang anda
harus jadikan sasaran. Jika anda sendiri tidak yakin, bagaimana mungkin
konsumen anda percaya.
Untuk menimbulkan rasa percaya
pada diri calon pembeli. Sebuah iklan dapat ditunjang berbagai peragaan sebagai
testimonial atau pembuktian, membagikan percontoh gratis, dan menyodorkan
pandangan positif dari tokoh-tokoh masyarakat terkemuka serta hasil pengujian
oleh pihak ketiga, misalnya, hasil pengujian dari departement kesehatan,
departement perindustrian, lembaga swadaya masyarakat, dan laboratorium swasta
terkemuka, atau perguruan tinggi.
Persoalan semacam itu memang
sudah berada diluar jangkauan periklanan. Akan tetapi efektivitas iklan, sekali
lagi tidak ditentukan oleh penampilan iklan tersebut. Berbagai kegiatan
tersebut diatas sering sengaja ditampilkan juda di dalam bentuk iklan.
Umpamanya ?tes cuci kembali oleh pembawa acara (MC) terkemuka ka Kris Biantoro
untuk mengiklankan bubuk deterjen Rinso
Dalam menulis suatu iklan,
prinsip-prinsip di atas harus dituangkan dalam bentuk rangkaikan kata-kata.
Pada dasarnya produsen harus meyakinkan calon pembeli bahwa produknya
benar-benar cocok, baik, dan sesuai dengan daya beli mereka.
Hal-hal yang dapat digunakan sebagai penggerak antara lain:
1.
Pengalaman panjang perusahaan dibidang tertentu
2.
Hasil uji pihak ketiga
3.
Sejumlah penghargaan yang diterima dan bisa dipercaya
masyarakat
4.
Tenaga ahli yang meramu atau merancang produk tersebut
Action. Akhirnya kita sampai pada upaya terakhir untuk membujuk
calon pembeli agar sesegera mungkin melakukan suatu tindakat pembelian atau
bagian dari itu. Bujukan yang diajukan berupa harapan agar calon pembeli segera
pergi ke toko, melihat-lihat di showroom terdekat, mengambil contoh, mengangkat
telepon, mengisi form pemesanan, atau setidak-tidaknya menyimpan dalam ingatan
mereka sebagai catatan untuk membeli kelak.
Memilih kata yang tepat agar
calon pembeli bergerak melakukan respon sesuai dengan yang diharapkan adalah
suatu pekerjaan yang sangat sulit. Harus dipergunakan kata perintah agar calon
pembeli bergerak. Akan tetapi, juga harus dipertimbangkan psikologis dari
kata-kata tersebut. Seberapa jauh hal kata-kata tersebut berkenan dan tidak menyinggung perasaan calon pembeli atau
menimbulkan antipati.
Kata-kata itu atau kombinasinya
masih perlu dirangkai lagi dengan kata-kata lain sedemikian rupa sehingga
terdengar lebih spontan dan manis.
NASKAH, TATA LETAK,
DAN TIPOGRAFI
Dalam media cetak adalah iklan-iklan yang muncul dihadapan
khalayak sasaran dalam suatu bentuk publikasi berupa barang cetakan. Misalnya
poster, selebaran, brosur, katalog, direct mail, serta iklan-iklan pada surat
kabar dan majalah.
Pembuatan atau penulisan suatu
kopi iklan untuk media cetak sering juga disebut copywriting. Akan tetapi
masyarakat awam sering rancu mengartikan karena banyaknya istilah yang
menggunakan “copy” seperti copyright misalnya, merujuk pada pengertian hak cipta
pada suatu hasil karya. Bila kita menciptakan suatu lagu atau menulis buku
dengan menjiplak karya orang lain tanpa izin, maka kita disebut melanggar
copyright law. Demikian pula jika kita mengedarkan karya orang lain tanpa izin.
Beberapa pengertian lain seperti terlihat pada kalimat berikut, “ Berikan saya
1 kopi naskah tersebut”,” tolong kopikan naskah ini”, mempunyai makna yang
berbeda, meskipun kesemuanya memiliki hubungan yang erat dengan naskah.
Kata copy itu sendiri, di dalam
periklanan bisa memberikan banyak arti, antara lain: (1) Text atau kata-kata di
dalam suatu iklan (2) seluruh gambar, bentuk transparan, lukisan, foto, maupun
sketsa asli yang akan dipergunakan untuk reproduksi (3) semua materi yang
digunakan dalam sebuah publikasi .
Bagaimanapun perumusan sebuah
naskah iklan, tentu perumusan itu sendiri merupakan sesuatu yang unik mengingat
naskah tersebut dibuat terlebih dahulu memperhatikan segala informasi yang
tersedia. Akan tetapi, tetap ada 2 patokan yang scara umum perlu diperhatikan
dalam membuat naskah iklan yaitu:
Singkat dan Padat. Kata-kata dan ilustrasi yang dipilih hendaknya
dapat mengiring calon pembeli pada alur pemikiran yang jernih dan menarik.
Untuk itu kata-kata tersebut harus singkat dan ilustrasinya harus komunikatif
sehingga mudah dihadapi oleh calon pembeli tanpa perlu penjelasan panjang
lebar.
Sederhana dan Sopan. Seorang penulis naskah iklan harus yakin atas
apa yang akan ditulisnya. Ia tentu saja memang tidak bermaksud menyakiti hati
dan menyinggung perasaan publik, kendati hal ini sering kali tidak dapat
dihindari bagi sekelompok calon pembeli yang terdiri dari banyak kelompok besar
yang heterogen. Penggunaan kata-kata tertentu mungkin diangap sopan dan intim
bagi suatu kelompok, misalkan hokie bagi kaum etnis chinese. Akan tetapi ada
beberapa kata yang dianggap oleh kelompok pembeli lain tidak sopan. Misalkan
penggunaan gue dan lu oleh orang betawi dianggap biasa, namun bagi etnis jawa
itu tidak sopan.
Bentuk kasar pertama sebuah iklan
sering disebut visual, biasanya berupa kertas yang hanya berisi tulisan,
gambar, atau sketsa yang dibuat dengan tangan. Sedangkan bentuk rancangan yang
lebih sempurna dinamakan tata letak(layout). Pada layout, unsur ketepatan sudai
mulai diperhitungkan. Teks, baik headline, sub-headline, maupun body text,
sudah dibuat rapi lengkap dengan penempatan hasil setting. Demikian juga ruang
untuk ilustrasi.
Sebuah layout bagi iklan dapat
dibandingkan dengan cetak biru suatu rumah atau bangunan. Kadang -kadang layout
juga dibuat mendekati iklan sebenarnya dengan cukup baik, dan bentuk ini
dikenal sebagai comprehensive atau comp. Biasanya comp dibuat oleh sebuah biro
iklan untuk dipresentasikan di hadapan kliennya guna memperoleh persetujuan
apakah materi tersebut dapat diproduksi dan dipublikasi
Menurut Reichert, sebuah layout
yang baik mampu membuat pembacanya menilai produk yang ditawarkan merupakan
produk yang bagus, dan bukan iklannya yang bagus. Elemen-elemen dalam iklan itu
harus dirancang sedemikian rupa oleh si perancang hingga mampu menarik minat
pembaca pada produk dan pesan yang disampaikann, dan bukan tertarik pada layout
itu sendiri.
Kebanyakan layout iklan dibuat
oleh biro iklan. Organiasasi sebuah biro iklan yang cukup besar biasanya
memiliki jabatan pengarah seni yang menjadi penyelia bagi beberapa petugas
layout. Mereka semua adalah tenaga progfesional yang terlatih. Tidak jarang
mereka merupakan produk dari sekolah, akademi, atau bahkan sekolah tinggi seni
rupa.
Orang-orang kreatif yang terlibat
dalam pembuatan layout harus ingat iklan tidak dibuat demi kepentingan atasan,
klien, atau semata-mata untuk kepuasan pribadi dalam melampiaskan gejolak
seninya, melainkan untuk menjual produk yang akan ditawarkan.
Perusahaan yang memiliki bagian
periklanan sendiri sering kali juga memiliki tenaga layout. Orang ini bisa juga
bertugas melakukan perubahan atau koreksi atas hasil layout yang dikerjakan
oleh sebuah biro iklan. Mereka juga kadang-kadang mengerjakan layout untuk
publikasi atau majalah intern perusahaan.
Menurut Jefkin ada beberapa
patokan dasar yang dapat dikemukakan dalam merancang sebuah layout, yaitu:
The Law of Unity. Untuk menghindari kesalahan monoton, sebuah iklan
harus dibuat bervariasi dalam beberapa hal , misalnya ketebalan dan ukuran
huruf yang dipergunakan, besar atau kecil.
The Law of Balance. Di dalam suatu iklan media cetak, titik atau
garis tengah keseimbangan tidak terletak tepat di tengah -tengah, tetapi
merupaka ruang yang membagi daerah iklan menjadi kira-kira sepertiga dan dua
pertiga bagian.
The Law of Rhythm. Dalam melihat sebuah iklan, mata pembaca
sebaiknya bergerak secara wajar. Jadi, iklan dimulai dari headline,
sub-headline, teks, hingga akhirnya nama produsen Dan alamatnya atau kupon yang
dapat digunting oleh pembaca. Pengambilan foto atau pembuatan gambar harus
sedemikian rupa hingga menolomg untuk maksud tersebut.
The Law of Harmony. Bagian-bagian dari suatu layout sebaiknya
dirancang secara harmonis namun tidak monoton. Harmonisasi dapat dianalogikan
sebagai walah manusia yang dilihat dari depan. Seseorang Akan tampak jelek Dan
tidak memiliki harmoni sama sekali jika ia memiliki tiga buah mata atau 2 buah
mulut
The Law of Proportion
Buku, surat kabar, majalah,
katalog atau selebaran biasanya mempunyai ukuran yang lebih panjang pada satu
sisinya, baik horizontal maupun vertical. Bentuk seperti ini selalu tampak
lebih manis daripada sebuah bujur sangkar yang keempat sisinya sama atau hampir
sama panjang. Dengan demikian, penting untuk menampilkan iklan secara
keseluruhan dalam bentuk empat persegi panjang.
The Law of Scale
Perpaduan antara warna gelap dan
warna terang Akan menghasilkan sesuatu yang kontras. Hal ini dapat dipakai
untuk memberi tekanan pada bagian - bagian tertentu di dalam layout. Akan
tetapi, kekontrasan yang ditampilkan berulang-ulang pada banyak bagian dari
layout, bahkan Bila ada pada hampir seluruh iklan, malah akan menghasilkan
kesan yang jelek Dan akhirnya tidak bisa menekankan sesuatu apa pun.
Meskipun patokan diatas merupakan
dasar dalam merancang sebuah layout, dalam perkembangan send rancang grafis
dewasa ini patokan tersebut tidak diikuti lagi Dengan terlalu kaku. Sejumlah
iklan yang dipublikasikan akhir -akhir ini kelihatannya tetap mampu menarik
perhatian pembaca meskipun dalam beberapa hal mulai mengendurkan keterikatan
dengan patokan di atas.
Selain patokan dasar tadi, yang
masih harus diperhatikan adalah beberapa keterbatasan mediumnya. Untuk iklan
yang berukuran cukup besar dan akan dimuat dalam surat kabar, misalnya,
sebaiknya tidak dirancang dengan mempergunakan blok hitam yang tidak terlalu
luas. Ini untuk menghindari masalah bila kualitas hasil cetak kurang baik.
Selain itu, ada kemungkinan tulisan biasa akan sulit terbaca karena tinta
meresap terlalu banyak ke dalam kertas koran, atau malah membuat telapak jadi
pembaca, terutama ibu jari akan menjadi
kehitaman. Bila hal - hal seperti ini terjadi,
iklan tersebut akan hanya jadi menyebalkan bagi pembaca.
Masih ada satu hal lagi yang harus diperhatikan, yaitu soal
tipografi. Menurut kamus The New Grolier
Webster International, tipografi adalah seni mengatur huruf Dan Kemungkinan
mencetaknya. Huruf memiliki banyak style atau jenis. Masing - masing jenis
tersebut biasa disebut typeface.
Dewasa ini telah tersedia ribuan rancangan typeface yang dapat dipergunakan. Masing
- masing rancangan typeface tersebut
mempunyai karakter tersendiri yang mampu menggambarkan suatu perasaan yang
menjadi pelengkap suatu gambar atau suatu rangkaian kata-kata. Menurut Russell
Dan kawan kawan, ribuan jenis type tersebut
pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi
1
Text
2
Old roman
3
Modern roman
4
San serif
5
Square serif
6
Decorative
Masing -masing typeface
tersebut juga tersedia dalam berbagai variasi bobot mulai dari extra bold
yang paling tebal, demi bold, normal light,atau book yang agak tipis, sampai
extra light yang paling tipis. Ada juga yang posisinya agak miring disebut
italik. Sedangkan besarnya juga bervariasi dalam berbagai satuan ukuran, antara
lain:
1
Point. Point merupakan satuan ukuran yang paling banyak
digunakan
2
Pica. Satuan yang digunakan untuk mengukur lebar atau
panjang sebuah garis
3
Em. Merupakan luas sebuah type. Biasanya dipakai untuk menghitung indent
dalam sebuah copy block atau paragraf.
Perubahan radical dalam bidang teknologi telah melahirkan
banyak mesin Dan metode dalam typesetting.
Metode-metode itu di antaranya :
1
Photo/optic typesetter
2
Photo/scan typesetter
3
Digital /CRT /Scan typesetter
4
Digital /laser typesetter
IKLAN PADA MEDIA
AUDIO
Pada dasarnya banyak persamaan dalam membuat iklan untuk
media penyiaran Dengan iklan untuk media cetak. Dalam banyak hal, pembuatan
iklan radio malah lebih menantang karena adany keharusan menciptakan sebuah
visualisasi imajiner. Iklan televisi juga memiliki tantangan yang tidak kalah
besarnya. Seorang sutradara film cerita
yang sudah menjadi langganan penerima Piala Citra dalam Festival Film
Indonesia, contohnya, konon tidak bersedia membuat film untuk iklan
televisi. Katanya, ia merasa sudah
terlambat untuk belajar membuat film yang mampu "barbicara" banyak
dalam hanya 30-60 detik saja.
Penulis naskah Dan produser iklan untuk radio yang sukses
biasanya memiliki kemampuan visualisasi yang prima dan rasa seni, terutama
teater, yang cukup tinggi. Ia juga harus memperhatikan karakteristik lingkungan
radio, yaitu:
Pribadi. Radio
adalah medium yang paling dapat intim dengan khalayak sasaran dibanding Dengan
media lain. Dewasa ini radio sudah sangat akrab Dengan kalangan remaja. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya stasiun radio yang memprogram acaranya sedemikian
rupa untuk menjadikan kamu remaja sebagai pendengarnya yang paling potensial.
Keunggulan utama radio dibandingkan Dengan media cetak adalah adanya suara
manusia yang dalam banyak hal bisa dirasakan lebih akrab daripada sebaris
tulisan atau gambar bisu.
Tidak menjadi
perhatian penuh pendengarnya. Akan
tetapi, selain memiliki keunggulan seperti di atas
, radio juga memiliki
satu kelemahan. Hampir tidak pernah atau jarang sekali kita temui ada orang
yang secara khusus mendengarkan radio, kecuali mungkin jika orang tersebut
sedang menyimak siaran berita atau liputan langsung suatu acara yang sangat
menarik hatinya seperti pertandingan sepakbola, misalnya. Umunnya radio
didengarkan Sambil melakukan kegiatan lain. Entah makan, belajar, berbincang
dengan kawan, atau sambil mengendarai kendaraan. Jadi, mendengarkan radio merupakan kegiatan
sampingan Dan bukan kegiatan utama. Meskipun demikian, orang selalu saja mendengar Dan mengingat
Lagu-lagu yang mereka dengar karena sudah pernah mendengar sebelumnya, malah
berkali -kali. tantangan Utama bagi pemasang iklan diradio, Dengan demikian,
menyangkut upaya menarik perhatian khalayak sasaran agar untuk sesaat
mengalihkan perhatiannya secara penuh Dan mendengarkan pesan -pesan yang
disampaikan.
Intrusif. Selain menggunakan musik yang sederhana
dan enak serta lirik yang mudah Dan diulang -ulang sehingga perhatian
pengdengar diharapkan dapat direbut, strategi lain yang umum dipergunakan
adalah Intrusif. Secara harafiah Intrusif berarti merebut perhatian pendengar
secara paksa. Strategi ini dilakukan dengan menggunakan suara - suara yang
tidak asing lagi ditelinga pendengar.
Misalnya suara khas seorang figur masyarakat dalam dunia show biz yang cukup dikenal Dan sedang
populer. Akan tetapi perlu diingat bahwa umumnya pengdengar kurang menyukai hal
seperti ini, sehingga penerapan strategi ini harus dilakukan Dengan sangat
hati-hati.
Secara umum, ada 2
prinsip dasar yang harus dilakukan Dengan sangat hati - hati
1.
Ulangi informasi mengenai produk sesering mungkin
2.
Hindari penyampaian informasi dalam bentuk angka yang
sulit Dan informasi yang rumit.
Suatu iklan radio biasanya dibuat dengan gaya percakapan.
Dalam gaya ini penulis mempergunakan bahasa percakapan sehari-hari yang tidak
kaku Dan kadang - kadang malah tidak mengindahkan kaidah bahasa Baku yang baik
Dan benar. Kata-kata yang dipakai adalah
kata-kata yang akrab digunakan sehari-hari oleh para pendengarnya. Bisa
menggunakan logat Dan dialek salah satu suku atau pun istilah -istilah yang
tidak ada dalam bahasa Indonesia Baku. Pesan kepada para remaja, misalnya, bisa
saja menggunakan kata-kata ngeceng, doi
Dan sebagainya, yang dikenal sebagai bahasa prokem.
Iklan radio biasanya mempergunakan tiga macam peralatan
untuk menyampaikan pesanny. Yaitu :
Suara manusia.
Baik suara pemeran percakapan maupun suara penyiar, adalah elements yang paling
penting. Suara - suara tersebut dapat terdengar dalam satu jingles, dialog,
Maupun pemberitahuan. Kebanyakan iklan radio memiliki suara penyiar, baik suara
utama, maupun menjadi penutup iklan Dengan identifikasi produk. Dialog diperankan oleh orang - orang yang
bisa memberi imajinasi seperti keadaan sesungguhnya.
Musik. Musik
adalah elements penting lainny. Banyak iklan radio menampilkan musik berupa
instrument saja, tetapi tidak sedikit yang berupa jingle. Musik yang sederhana
dan mudah, baik nada maupun liriknya, akan Dengan mudah diingat atau bahkan
dinyanyikan oleh pendengarnya dalam berbagai kesempatan. Apalagi jika dinyanyikan oleh penyanyi yang
sedang menjadi pujaan publik. Musik Juga dapat digunakan sebagai ilustrasi
latar belakang di dalam dialog. Yang harus diperhatikan adalah jangan sampai
ada suara yang bertabrakan.
Efek Suara. Efek
suara juga dapat banyak membantu dalam pembuatan iklan di radio. Efek
suara, atau latar belakang yang
memberikan kesan hidup pada suatu percakapan. Suara ombak berdebur misalkan,
dapat memberikan imajinasi percakapan sedang berada di sebuah pantai. Dan juga
suara lain yang dapat memberikan efek berbeda.
Dalam menulis naskah (script) untuk ikan radio, ada beberapa
hal yang harus di perhatikan, yaitu :
Waktu. Naskah
iklan radio di tulis dalam kerangka waktu yang terbatas. Ukurannya adalah
detik, biasanya merupakan kelipatan 1, dan umumnya adalah 10,20,30, atau 60
detik. Iklan 10/20 detik biasanya digunakan untuk mengingatkan pendengar
terhadap suatu produk tertentu. Oleh
stasiun radio juga bisa diisi dengan iklan untuk identifikasi stasiun radio
yang bersangkutan kepada pendengar. Sedangkan iklan sepanjang 60 detik adalah
iklan yang paling umum.
Format. Penulisan
script untuk iklan radio menggunakan format Dan kode yang telah dimengerti
secara umum di kalangan periklanan. Kita
ambil sebagai Contoh iklan radio tentang televisi stereo.
Untuk iklan televisi,
ada beberapa teknik visual yang dapat digunakan untuk pembuatan naskah
iklan yang dramatis Dan memiliki kemampuan menjual yang kuat. Menurut Russell
Dan kawan kawan, teknik -teknik itu
adalah:
Spokesperson. Teknik
ini menampilkan seseorang dihadapan kamera yang langsung membawa iklan kepada
pemirsa televisi. Contohnya adalah salah
satu iklan pasta gigi. Dalam iklan tersebut, seorang pria berdasi Dan bergaya
salesman berada didalam ruang praktek dokter gigi. Ia barbicara tentang
pengalamanny dalam menanganni gusi berdarah dengan selalu menggunakan
pepsodent.
Testimonial. Teknik ini mempergunakan seseorang yang
dikenal luas yang mampu memberikan kesaksian atau jaminan tentang satu produk.
Misalnya, artis Marisa Harque yang
memberikan komentar tentang sabun kecantikan merk Lux
Demonstration. Teknik
ini cukup cukup popular mengingat televisi adalah media yang ideal untuk
memberikan demonstrasi kepada konsumen tentang manfaat suatu produk. Misalkan
saja proses penghilangan kotoran di baju yang dicuci Dengan Rinso Super Aktif.
Closeup. Teknik ini
pun ideal untuk digunakan oleh televisi. Misalnya saja menampilkan closeup indo
mie yang telah dimasak Dan masih mengepul Panas, Siap untuk disantap.
Story Line. Teknik
ini mirip Dengan membuat sebuah film pendek.
Misalkan iklan Pepsi cola yang dimulai Dengan banyak orang berjemur di
pantai. Matahari yang Panas Dan semua orang kehausan, akhirnya ada sebuah lapak yang menjual Pepsi
cola Dan semua orang menyerbu lapak itu.
Direct products
comparison.
Gaya ini adalah membandingkan 2 produk secara langsung. Di Amerika gaya ini sering sekali dipakai,
tetapi sepertinya agak sulit kita lihat di Indonesia. Sebab agaknya di
Indonesia kurang siap dalam melihat kelemahan suatu produk pesaing serta
mengunggulkan suatu produk sendiri.
Humor.
Gaya ini termasuk salah satu gaya yang digemari oleh
copywriter maupun konsumen. Akan tetapi gaya ini memiliki resiko yang sangat
besar. Apabila penggarapan humornya
tidak hati-hati, pemirsa malah bisa
menjadi sebal Dan jengkel. Apalagi jika diingat, humor akan keilangan gaya tariknya Apabila
sudah sering disaksikan atau didengarkan. Iklan yang terjebak dalam penampilan
seperti ini, meskipun menggunakan
pelawak yang paling lucu sekalipun, biasanya
“tidak tertolong” lagi.
Slice of life.
Pendekatan ini menggunakan penggalan dari adegan
sehari-hari. Rumusnya adalah Dengan menggabungkan “keadaan yang menjengkelkan”
+ “penyelesaian masalah” + “kebahagiaan”. Contoh iklan orang sesak nafas.
Customer interview.
Cara ini juga kerap kali ditemukan. Misalnya iklan Bodrex.
Seorang pria berdasi digambarkan memegang microphone. Yang mewawancarai seorang
supir taxi, dan bertanya apa yang
dilakukan ketika sakit kepala menyerang.
vignettes and
situations.
Produk -produk yang sering menggunakan teknik ini adalah
minuman, permen, rokok, dan produk
-produk lain yang sering dikonsumsi.
Animation.
Animation biasa kita kenal sebagai gambar kartun. Teknik
seperti ini biasanya menggunakan gambar atau tokoh kartun sebagai suasana aja
manusia sebenarnya.
Stop motion.
Meskipun mampu menampilkan gambar bergerak, televisi juga
sering juga menampilkan iklan yang hanya berupa stop motion. Dan mungkin juga
merupakan suatu rangkaian gambar yang berseri Contoh: iklan tempat wisata yang
sering ditampilkan di RCTI
Rotoscope
Teknik ini menggabungkan antara gambar animation Dan gambar
nyata, misalkan iklan Royco dimana seorang ibu sedang memasak hidangan untuk keluarga Dan ad
seorang koki gemuk yang mengukuti kesana kemari(berupa kartun)
Combination
Teknik ini pada dasarnya merupakan penggabungan antara 2
atau lebih teknik diatas.
Pembuatan sebuah iklan di TV komersial pada dasarnya sama
dengan pembuatan film. Diperlukan suatu naskah tertulis yang kemudian
dituangkan dalam bentuk storyboard. Storyboard mirip dengan suatu komik. Ada gambar yang menunjukan suatu adegan, ada
tulisan yang menunjukan dialog atau suatu suara yang terdengar pada saat gambar
itu muncul. Demikian juga dengan adegan -adegan berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar